woman empowerment

Mind Your Head Set

Tidak perlu menjadi seorang Sule untuk membuat orang tertawa terbahak bahkan nyaris terpingkal-pingkal . Karena anda konyol sekali. sekali semoga tidak terjadi untuk yang ke-dua, tiga, sampai empat kali.

Jumat kedua di bulan Juni, hari itu mendadak semua menjadi pusing dan lelah. Kelelahan akibat terlalu memikirkan banyak hal.

Waktu berjalan begitu lambat, setiap kali melirik jam dinding yang berada di tengah ruangan. Jarum jam panjang hanya beranjak satu titik. Berat rasanya kepala menahan kantuk dan flu yang lambat laun melanda.

Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu bergema juga. Dengan langkah lelah tapi penuh kebebasan, saya meninggalkan singgasana menuju mobil jemputan yang akan mengantarkan separuh perjalanan menuju rumah.

Di dalam mobil, kantuk dan penat tak jua hilang. Sopir biasa dengan perangai luar biasa hari ini absen. Ya, beruntung lah. Apalagi terjadi insiden di pagi hari dimana beliau harus menunggu saya karena saya terlambat beberapa menit (tapi masih salam batas range yang ditentukan). Hampir dipastikan mobil akan meluncur secara zig-zag lepas rem. 😉 Tapi berbeda keadaannya jika saya yang harus menunggu beliau bermenit-menit lamanya. Mobil akan tetap berjalan dengan perlahan sesuai dengan pakemnya.

Beruntunglah supir penggantinya kalem. Lalu saya mulai mencari untuk menenangkan rasa penat ini. Teringat akan lagu Eric Martin. Saya lalu mencari head set untuk mendengarkannya.

Cerobohnya saya dan konyolnya saya karena pikiran tidak menentu. Head set tidak terpasang dengan tepat. Dan lebih tepatnya bego-nya saya, saya mengeraskan volume karena merasa volumenya terlalu kecil. Padahal yang terjadi, lagu yang saya putar bocor kemana-mana. Teman disamping dan belakang mungkin sudah gerah mendengar jenis lagu yang saya putar. Ingin tahu apa yang saya putar???

Eric Martin – I Love The Way you Love me (This One is the National Anthem of my Love Story), beberapa lagu Peterpan/NOAH. Some how, mendengarkan Ariel selalu menenangkan :D. Jika I Love The Way You Love adalah lagu Kebangsaan maka Unconditionally – Extreme, Will You Wait For Me- – Kavana, Cinta Kan membawamu – Mohede adalah lagu nasional dunia percintaan saya yang bisa membuat rileks.

Karena si Head Set yang terpancang tidak sempurna. sehingga lagu-lagu itu berhamburan.  Terselip pula kawih Cianjuran. Kawih-kawih leluhur yang selalu saya dengarkan untuk mengingatkan bahwa betapa banyak hal yang harus disyukuri daripada dikeluhkan.

Tentunya hal ini akan membuat semakin terpingkal-pingkal dan menandaskan semakin konyol, oh ya, sudah bukan konyol lagi tapi bego. Bego tingkat dewa Zeus.

Kejadian tadi memang tidak akan bisa menurunkan harga bbm. Atau harga-harga bahan pokok menjelang ramadhan. Atau akan membuat teroris tersadar bahwa yang mereka teror hanya rakyat jelata. Tapi bagi yang mengalaminya cukup membuat ingin melintas dunia dan memasuki black hole. Memutarkan waktu atau apa saja yang bisa dilakukan agar kejadian tadi tidak pernah terjadi.

Sebagai seorang pengagum sains, kejadian ini tak luput dari analisa. Pikiran saya terus mereka-reka dan mencari hal penyebab. Lalu terbersit salah satu penyebab sehingga kekonyolan ini terjadi. Adalah karena pada malam jumat saya tidak membaca Al-Kahfi. Mengapa malam Jumat saya membaca Al-Kahfi? Pertanyaan yang sulit bagi saya. Mengapa malam jumat dianjurkan membaca Al-Kahfi sebaiknya ditanyakan kepada yang kompeten.

Mungkin bisa sedikit dijadikan gambaran kekonyolan saya tadi dengan pertanyaan mengapa dan ada apa dengan Al-Kahfi.

Intinya look what happen ketika saya tidak membaca Al-Kahfi.  And everlasting kekonyolan pasti terjadi.

Silly Friday, 14 Juni 2013Image