woman empowerment

Cerita monyet

Image

Akhirnya doger monyet dirazia juga. Setidaknya walau baru sebatas di wilayah DKI, kebijakan Jakowi dan Ahok, tapi saya berharap ide razia doger monyet ini akan merambah juga ke wilayah-wilayah lainnya dimana mempunyai populasi doger monyet yang mengkhawatirkan (semakin besar berarti semakin mengkhawatirkan baik monyetnya maupun penikmat dogernya).. Kemungkinan para pelaku doger akan hengkang dari Jakarta menuju kota-kota besar lainnya. Ke Bandung, Sumedang dst. Apa?? Razia doger monyet ke Hutan???

Oh disana monyet tidak main doger lagi, tapi main teater.

Entahlah saya kurang setuju dengan tontonan yang melibatkan hewan, mungkin karena saya seorang penyayang binatang sejati. Dulu saya sempat beradu argumen sampai naik pitam dengan Ndut* mengenai masalah ini. Masalahnya saya suka kasihan ketika melihat monyet yang dipakaikan kostum lalu menaiki egrang, naik motor. Mendorong roda, sedangkan 2 orang memainkan musik sekenanya. Sambil merokok dengan dandanan tidak lebih baik dari monyetnya. Bagi saya itu sangat tidak benar. Sangat mengganggu. Memperlakukan binatang dengan tidak layak. Bahkan saya berpikir bagaimana mereka bisa memperlakukan hidupnya dengan layak jika mereka sendiri tidak memperlakukan mahkluk yang memberi rezeki dengan layak.

Iringan musiknya itu pun, hadddddduuuuh… sangat tidak kretip. Dan Resmi! Boleh dikatakan sebagai monyet trafficking.

Saya suka ngomel-ngomel, dan moment ini sering sekali dimanfaatkan oleh Ndut. Sengaja dia mengambil jalan yang diperempatan ada doger monyet. Hanya ingin mendengar saya mengomel. Saya mengomel dan Ndut tertawa dengan senang. Sudah jelaskan kalau Ndut ini punya kelainan yang senang mendengar orang ngomel.

Suatu saat, tempat dimana saya bekerja mengadakan acara familiy gathering ke Gelanggang samudra dan sialnya saya harus menjadi panitia dalam acara itu. Sudah tentu disana ada beberapa atraksi yang menggunakan hewan. Si Ndut sangat suka cita mendengar kabar ini, mendukung saya sebagai panitia. Padahal dalam hati dilema. Ndut berharap saya bisa berdamai dan menerima bahwa ada sebagian hewan yang bernasib menjadi penghibur.

Tapi menurut saya itu tidak bisa ditoliler. Hewan-hewan itu harus tetap berada di dalam habitatnya. Jangan sampai mereka kehilangan jati dirinya.

Saya menangis melihat pertunjukan lumba-lumba. Bukan karena takjub dengan kebisaan mereka. Tapi coba liat mata mereka. Mereka seakan tersiksa dengan ruangan sempit dan terlepas dari keluarganya. Gajah yang menangis dipertunjukan sirkus, singa yang mengaum dalam kesendirian. Dan masih banyak lagi. Mereka cape dikurung lalu diangkut sana-sini untuk dipertontonkan. Sendirian.

Dan ketika saya utarkan alasannya itu, “kamu lebaaaaaaaaay,” begitu tanggapan Ndut. Sambil memarkir mobil tepat dihadapan doger monyet kembali

FYI, Ndut : Selaku Penyayang binatang sejati sudah tentu kalau Ndut itu sejenis binatang buas.

woman empowerment

cerita jumat 4 Oktober 2013

Bisa jadi kelebihan muatan, ketika hendak tidur pikiran terus melayang-layang.  Puji syukur aku panjatkan malam ini kembali lagi bertemu dengan malam Jumat. Setelah  malam jumat minggu lalu mendapat kabar yang bisa dikategorikan shock theraphy, minggu ini obat tidur adalah biang keladi.

Bermimpi kakak ipar melahirkan anak laki-laki. Tepat 1 Oktober keponakan saya, Dyl Dul ulang tahun (adddduh, bibi lupa banget kamu ultah yang keberapa???) dalam hati berharap, gak usah gede lah, tetap menjadi anak yang selalu kinyis-kinyis. Unyu-unyu selalu. Hehehehe….

Kado ulang tahunnya masih ada di rumah dan belum diambil. Malam itu saya bermimpi mengantarkan kado untuk Dyl Dul bersama mamah mengendarai mobil peugeuot seri Paus. Seri keluaran tahun 80-an yang ukurannya lebar selebar ikan paus.

Layaknya sebuah mimpi yang tidak pernah jelas plot dan pemainnya, kakak saya tiba-tiba saja muncul dengan muram duduk dikursi belakang.

Mereka mengabarkan kakak ipar, which mean istri kakak yang duduk dibelakang melahirkan bayi laki-laki.

Tentu saja kaget dan saya sempat terbangun. Lalu mimpi itu berlanjut. Mimpi itu seakan sangat nyata. Saya terbangun hanya untuk menghitung masa kelahiran berdasarkan bulan masehi. Jika melahirkan oktober berarti sejak februari kakak ipar sudah hamil. Saya merasa kaget saja, dan ditodong untuk memberi kado :D,  lalu tertidur kembali dan bermimpi saya menggendong bocah laki-laki. Tapi kali ini yang lebih menakjubkan saya berkomunikasi dengan Kang Emil (Walikota Bandung), beliau menaiki sepeda dan menambahkan saya dalam daftar kontak di telpon genggamnya. Setelah itu seakan bermunculan tugas-tugas yang harus kami kerjakan.

Jam 3 lebih saya terbangun, dan tidak ingin meninggalkan moment penghujung malam di hari yang Agung.

Dan Voila…

Hari ini ternyata beliau ulang tahun, maha Suci Tuhanku telah membawa beliau ke dalam mimpiku, ketika dia milad.

Teriring do’a untuk beliau, semoga sehat selalu, Tuhan selalu melindungi.

Image

woman empowerment

tanggal 26

Image

Selepas magrib tanggal dua enam ketika mendapati kabar itu. Kabar yang memaknai malam jumat semakin panjang.

Dibalik kegarangan itu kamu menyimpan kesedihan. Ma’afkan saya kawan tidak membaca peringai itu dengan benar.

Karena kami pikir kamu telah mendapatkan semuanya sehingga kamu bisa memperlakukan orang dengan kasar. Ternyata saya salah kawan, kegarangan itu adalah karena dunia yang kamu mimpikan hanya memberi kamu luka yang dalam.

Sudah ku katakan bahwa saya hanya teman bukan rival. Oh ya, oh ya…. Ingatlah ini(seharusnya tidak perlu aku katakan karena saya berkali-kali menjelaskan ini sama kamu, ini hanya untuk mengingatkan) :

Saya adalah orang (perempuan) yang akan menentukan dengan siapa saya harus bertarung. Pertarungan dengan target jelas dan strategi yang membuat otak saya menari-nari. ooooh, tentu saja permainan ini sangat indah dan menantang bukan. Menjadikan hidup semakin hidup. Kita akan tertawa ketika menang dan menangis kertika kalah. Itu hidup. Dan kita perempuan yang kehidupannya dikendalikan oleh hormon (menyesakkan bukan?)

Tapi jika orang-orang menginginkan kita untuk bertarung, baiklah akan saya katakan dari sekarang bahwa kamu adalah pemenangnya. Saya tidak mau bertarung dengan kamu. Katakan saya pengecut dan itu lebih baik. Bahkan saya akan mencabut semua kekuatan dan menyerahkan semuanya untuk kamu. Agar kamu tahu saya tidak ingin bertarung dengan kamu. In any kind way.

Jika ada orang yang menginginkan kita bertarung, kamu tentu tahu saya akan bagaimana. Mungkin saya akan berbalik dan mengajak orang itu untuk bertaruh.

Dan sungguh kabar ini telah membuat, jatah tidur saya semakin berkurang. Bahkan di hari Minggu yang cerah ini, selepas bermain-main dengan facebook saya beranikan diri untuk mengunjungi ‘halaman’ rumah Facebook-mu. Iya, namanya stalking… pernah kah kamu melakukan stalking? Dan berapa kali, untuk apa?

Kalau saya karena kabar tanggal 26 itu. Sungguh ini sangat mengusik. Dengan membaca ‘halaman’-mu. Saya semakin merasa jika kamu sedang menderita dan mencoba untuk bangkit. Meng-copas motivasi, menulis tentang getir kehidupan. Menggambarkan keadaan kamu yang tengah Resah tingkat nasional. Berusaha bangkit dengan membaca motivasi yang bertebaran di media sosial.

(tentu saja, karena halaman facebook saya isinya selain pemandangan, target hiking dan barang dagangan, jika ada yang membagi cerita motivasi saya akan mengomentarinya dengan satu kata : HOAX).

Saya tahu kamu adalah orang yang baik, tidak garang seperti selama ini orang-orang sangka.

Dan saya yakin kamu sanggup melewati ini. Toh, kita adalah perempuan-perempuan yang percaya pada hal ini. Walaupun rasa percaya ini hanya lamat-lamat berkelebat dalam hati. Diantara amarah-amarah yang menggelegar menutupi nalar. Percaya bahwa Tuhan memberi kita ujian sesuai kemampuan kita.

Dan asal kamu tahu, keputusan kamu Sebulan yang lalu telah mempengaruhi kami gara-gara kabar tanggal 26. 2 orang lain yang pernah hadir dalam hidup kamu. Dimana 2 orang lain ini ketika mendengar kabar kamu terdiam dan berurai air mata.

Kehidupan memang kasar dan keras. Semacam kertas ampelas yang membuat kayu menjadi lembut. Rasanya, menurut saya seperti itu. Tuhan memberi kita kertas ampelas untuk menjadi kita berjiwa Lembut bukan lembek.

Kehidupan tidak akan membawa kita ke masa seperti dulu, dan saya pun tidak mau seperti dulu. Tapi apa yang kita ingin tawarkan kepada mu? Sebagai 2 orang lain yang pernah ada adalah kehidupan mendatang yang lebih baik. kehidupan yang terbentuk karena kita belajar dari masa-masa sekarang. Bersyukur, Tuhan menyertai dan kita selau diberikan lebih dari apa yang kita inginkan.

Semoga Tuhan tetap menjadikan kami sebagai orang bersyukur

Image