woman empowerment

Populer

Nama Asep memang sangat populer bagi warga Sunda. Setiap wilayah di tatar Sunda pasti ada laki-laki yang mempunyai nama yang mengandung nama Asep. Entah itu dijadikan nama depan, nama tengah atau sebagai nama panggilan. Di RT saya saja lebih dari 10 orang. Saya tahu lebih dari 10 orang, ketika musim pemilihan. Ternyata Banyak Asep di lingkungan saya.

Di Facebook ada beberapa grups untuk mewadahi bagi orang (laki-laki) seluruh dunia yang bernama Asep. Salah satunya grup tertutup bernama Panguyuban Asep. Jumlahnya lebih dari 2000. Populasi Asep tentunya lebih dari yang tergabung dalam panguyuban tersebut.  Panguyuban Asep baru menaungi  bagi yang sudah terhubung dengan internet (online) dan mau bergabung. Masih banyak Asep-Asep yang belum terhubung dan enggan atau tidak tahu ada wadah panguyuban Asep di Facebook.

Awalnya saya pun mengira arti Asep berasal dari Kasep yang artinya tampan.  Hasil penelusuran yang saya dapatkan di sini. Ternyata ada lagi. Asep dalam bahasa Sansekerta (India) berarti Dupa wangi. Selain Asep ada lagi Acep dan Atep. Kalau Atep pasti sudah hapal lah. Nama ini digunakan oleh salah satu pemain PERSIB.

Setelah postingan Pak Wali Ridwan Kamil di Instagram beberapa hari lalu yang menghadiri resepsi Asep Kambali. Nama Asep makin mendunia lagi. Kang Asep ini menurut Pak Wali  adalah Ketua dari PPAD (Partai Persatuan Asep Dunia). Setelah Membentuk panguyuban rupanya membuat partai. Partai yang mempunyai filosofi Sakinah Mawadah Warrahmah sepertinya.

Screenshot_2015-09-26-08-46-59

Kalau yang ini saya tidak tahu tujuannya apa. Apa ingin selalu dikenang? atau nambahin aksesoris yang bukan pada tempatnya. Kalau tujuannya untuk populer saya rasa sih gak perlu. Asep kan sudah sangat populer.

Jpeg
Penampakan Asep di Gedung Merdeka

** foto dokumentasi pribadi diambil pada tanggal 24 September 2015, sekitar pukul 11.30 WIB

Jika coretan tadi iseng, sepertinya tidak juga yaa… soalnya kan pada tahu lah. Kalau corat-coret itu dilarang. Apalagi di gedung yang bersejarah. Kalau rumahnya aja dicoret-coret pasti gak mau kan??

Harapan untuk kota Bandung yang berulang tahun, sepertinya tidak ditujukan untuk kotanya, tapi bagi warga kota Bandung itu sendiri. Seluruh orang yang terlibat di kota Bandung. Berharap di ulang tahun Bandung yang ke 205, warga Bandung makin meningkatkan kesadarannya tentang memelihara, merawat kota Tercinta ini .

woman empowerment

Hujan Perdana di Kota Tercintah

Terlihat dari hasil pantauan status di medsos dan bbm, hujan perdana di kota Bandung disambut dengan suka -cita, riang-gembira.

Seperti sudah menjadi kebiasaan, setelah status puja dan puji, terbit lah status yang menginformasikan Bandung macet dikarenakan beberapa sebab akibat hujan yang sudah lama dinantikan.

image
Sumber : Facebook Gumilar Ugie Uus Snss

*foto milik Gumilar Ugie Uus Snss

Pohon tumbang, lampu lalu lintas yang mati mendadak adalah salah satu penyumbang kemacetan di kota yang akan berulang tahun Jumat ini.
Faktor klise sumbangan terbesar kemacetan ketika hujan melanda adalah sampah.
Lupakan tentang petrichor, menikmati hujan perdana menghirup bau tanah. Yang ada bau busuk menyeruak.

Ini agak sulit membayangkannya, di satu kota yang sebagian besar penduduknya mengakui bahwa kebersihan sebagian dari iman, sampah-sampah masih bertebaran.
Sayang.
Memang.

Familie · woman empowerment

Belajar Jalan

Diantara kakak-kakaknya, Aluy memang termasuk telat untuk bisa berjalan. Kadang suka ada yang iseng juga sih membandingkan dengan anak tetangga, tapi gak perlu respot mikirin ini dan itu karena sesungguhnya every child is unique.

Usianya genap setahun di 10 Juli kemarin, tadinya akan seperti kakaknya yang bisa berjalan sebelum berusia genap setahun. Rupanya perkiraan itu meleset, Aluy tetap saja belum mau berjalan sendiri. Dia masih terus meminta pertolongan, mencari-cari lengan yang kosong. Jadi bisa disimpulkan, kalau Aluy sebetulnya sih sudah bisa berjalan tapi dia tidak berani.

Jpeg
Aluy jalan-jalan

Awal September kemarin akhirnya Aluy berani berjalan sendiri. Setelah ketahuan dia berjalan untuk mengambil main yang dia inginkan tanpa dia sadari. Untuk merayakan Aluy yang berani jalan sendiri, kakeknya berinisiatif membuat nasi tumpeng. Dan tentu saja, sesuai perkiraan. Pasti banyak yang teriak sama Aluy buat diem. 😀 . Karena dia tidak mau duduk. Terus melakukan blusukan, kesana-kemari.

Sebelum berani jalan sendiri setengah dipaksa-paksa buat jalan. Sudah bisa jalan, banyak orang dewasa yang memohon-mohon agar diem. Begitu pikir Aluy.

Berhubung saya sudah lama gak nulis, karena ini dan lain hal.  Bukan karena Aluy pastinya 😀 . Ketika di satu Weekend, di weekend yang sama ketika kami akan merayakan Aluy berani berjalan sendiri. Saya mengunjungi kawasan Oto Iskandar Dinata. Di sana saya mencari kebutuhan untuk membuat tas. Tepat di parkiran saya melihat seorang perempuan, seorang kakek dan baby sitter (saya bisa menyimpulkan ini karena melihat seragamnya. Tapi tidak menutup kemungkinan orang yang memakai seragam baby sitter itu adalah selebritis yang sedang menyamar).

Di antara mobil yang terparkir, sang Kakek berusaha berjalan dengan tertatih-tatih. Dia menggapai apa pun agar dia bisa berjalan dan melangkah.

Kakinya gemetar, begitu juga tangannya. Hampir saja dia terjatuh. Baby sitter di belakangnya bersiap untuk menolong. Tapi perempuan itu terlihat berkuasa dan melarang Baby sitter menolong sang kakek dengan membentaknya. Lalu memaksa Kakek untuk berjalan tanpa tanganya menopang pada mobil yang terparkir. Kakek bilang dia gak bisa Tapi anak perempuannya itu terus ngomel-ngomel kalau kakek harus bisa. Harus belajar jalan.

Terlihat ketakutan dari wajah sang baby sitter. Entah takut tuannya terjatuh atau takut sama sang nyonya yang berkuasa.

Pikiran saya berjalan maju mundur. Mundur ketika saya jadi ingat, masa-masa Aluy yang sedang belajar. Maju ketika saya memikirkan jika sang kakek itu adalah bapak saya, atau saya sendiri yang menjadi renta. Lalu nyonya yang berkuasa itu adalah Aluy. Dan Sang Baby Sitter adalah anggota girl band yang paling terkenal pada saatnya 😀 .

Keduanya sama-sama belajar berjalan. Sang kakek dan Aluy. Jika kami sengaja membiarkan Aluy untuk berani belajar sendiri dengan melepaskan tangan kami, saya kira kita tidak perlu melakukan itu jika yang belajar berjalan adalah Kakek (orang tua) . Tak harus melepaskan pegangan. Mungkin saatnya kita menuntunnya.

Tapi itu hanya pikiran saya saja koq, yang memperhatikan mereka di parkiran.