woman empowerment

Bandung yang Menyesatkan

Mudah sekali bagi orang lain untuk mengenali saya sebagai orang Bandung. Awalnya karena saya pikir mungkin cara berbicara saya yang kalau ngomong tidak ketinggalan dengan mah dan téh. Ternyata bukan hanya logat saja, katanya. Orang akan mudah mengenali saya sebagai orang Bandung dari cara berpakaian. Setidaknya begitu yang saya dapatkan ketika berkunjung ke kota -kota lain.

Entah ini sindiran atau pujian. Soalnya saya berpakaian menganut aliran slebor. Aturannya cuma asal nyaman dipakai dan tidak merusak pemandangan sekitar. Untungnya teman kami yang berasal dari pulau Dewata mematahkan rasa minder itu.

“Seneng kalau main ke Bandung itu. Trotoar sudah kayak cat walk saja. Cewek-ceweknya modis semua.” Puji dia. Saat itu kami sedang nongkrong di salah satu mall di jalan Merdeka. Lalu dia pun tak luput mengomentari cara berpakaian saya lalu bertanya-tanya di mana membelinya. Lanjutkan membaca “Bandung yang Menyesatkan”

woman empowerment

Kali ini: The Revenant!

Film-film Kakang Prabu Leonardo DiCaprio memang selalu masuk wish list saya. Hampir semuanya film-film beliau saya tonton kecuali Titanic. Untuk film yang satu itu mungkin ada sedikit kecemburuan sosial.

Selain faktor Leonardo DiCaprio sebagai pemeran utamanya, ketertarikan saya dengan film The Revenant adalah sutradaranya,  Alejandro González Iñárritu. Pertama kali nonton film beliau adalah Amores Perros. Dan saya langsung jatuh cinta dengan gaya penyutradaraanya. Setiap kali ada film baru dia langsung deh, berburu.  Selain Alejandro González Iñárritu, sutradara favorit saya adalah Martin Scorsese. Kabar bagusnya Pemain utama film-film Martin Scorsese sering kali Leonardo Dicaprio, Seperti Gangs of New York, The Aviator, Shutter Island, Departed dan Wolf of Wall Street.

Sekarang  Leonardo DiCaprio dan Alejandro González Iñárritu, itu rasanya seperti mendapat paket combo.
Lanjutkan membaca “Kali ini: The Revenant!”

woman empowerment

[bukan] Review

Sebelumnya perlu disepakati dulu, tulisan berikut ini bukan review melainkan kesan dari seorang penikmat blog. Saya itu belum pantas disebut blogger, mungkin baru memanfaatkan fasilitas blog buat  curhat doang. Dan jika dimasukan sebagai penulis pun baru dikategorikan penulis status di BBM dan Facebook saja, twitter saja saya mah masih lieur.

Dengan adanya program RABU REVIEW RAME-RAME ini, saya adalah manusia yang paling diuntungkan. Karena bisa belajar lebih banyak lagi. Gak hanya sekedar menikmati content tapi belajar juga membuat blog yang nyaman dan ramai dikunjungi. Lanjutkan membaca “[bukan] Review”

Familie

Piknik Keluarga

Suksess… saya bisa bernafas lega. Piknik yang sempat tertunda akhirnya bisa terlaksana dengan sukses, selamat sentausa penuh suka cita.

Meskipun tidak dengan kekuatan penuh karena masih ada beberapa keluarga yang tidak bisa hadir. Seperti keluarga Perbas yang hanya diwakili oleh Mia, Keluarga Bubat minus satu Orang. Keluarga Mengger Full loaded, Keluarga Citra minus semuanya, karena mereka punya baby. Lalu keluarga Kopo. Keluarga Kopo sebagian besar hadirrr dimana saya sendiri menyandang sebagai panitia pelaksana. Lanjutkan membaca “Piknik Keluarga”