woman empowerment

Karena Kita Kebanyakan Makan Mie instan

Beberapa tempo lalu, bapak Mentan pernah melontarkan pernyataan, kalau konsumsi beras menurun karena masyarakat sekarang banyak mengkonsumsi mie instan.
Sontak, pernyaataan itu menimbulkan banyak status bernada ngomel-ngomel di halaman Facebook beberapa teman saya.
Teman saya ini, sejak tahun kemarin jadi sering ngomel-ngomel di halaman Facebook-nya. Yang dulu biasa-biasa gara-gara hajatan tahun kemarin jadi beringas, dan terus menerus ngomel. Kasihan juga sih, soalnya kalau dibaca-baca statusnya, kelihatan banget kalau hidupnya tidak tenang. Galau terus,  kebayang tekananan darahnya tinggi terus.
Any way balik lagi ke soal pernyataan pak Mentan tentang mie instan. Saya juga kurang setuju. Pasalnya banyak sekali ditemukan kalau makan mie sering kali dioplos pakai nasi. Jadi berkurangnya konsumsi nasi dimana?
Pak Mentan sepertinya kurang blusukan nih…
Di Bandung juga baru Senin kemarin, 30 Maret 2015 diberlakukan Senin tanpa nasi. Gak boleh makan nasi tapi bisa diganti bandros, surabi, lontong, kupat, kue balok… 😀 iya, mereka semua terlahir dari satu sumber dengan nasi. Beras. Dan yang paling kebangetan lagi yaitu makan Bandros, surabi, kupat, lontong, kue balok pakai nasi 😀
Soal mie instan ini, semua juga sudah pada hapal baik buruknya. Banyak yang menyarankan untuk mengurangi konsumsi mie instan. Bahkan ada yang extreme melarangnya sama sekali.
Mie instan, makanan praktis. Siap saji. Rasanya berbagai macam. Ini yang bisa dikumpulkan.

image
Diambil dari fans page nya bu Atalia Kamil, istri walikota Bandung
image
Ini dari profile bbm teman...

Kalau ada rasa yang lain boleh dishare, ditambahkan. Mungkin ada rasa ingin nalapung atau rasa RASAIN LO!!

Dibalik kepraktisannya, makanan ini menyimpan satu hal. Yaitu sifat awet.
Kemasan mie instan yang 100% plastik akan awet, tidak bisa diurai oleh bumi. Sejak dibuang sampai nanti dia akan tetap. Malah banyak pula yang mengandung racun. Hei… tidak menutup kemungkinan karena peningkatan konsumsi makan makanan instan sebagai penyumbang bencana banjir. Karena sampah yang dihasilkannya.
Oke, dia awet dari sisi kemasan. Dari segi konten? Rasanya sudah bukan hal aneh kalau makanan instan cenderung mengandung pengawet yang banyak. tapi percayalah kadar pengawet yang tinggi rupanya tidak menjadikan kita bakal awet muda atau awet cantik. Malah sebaliknya. Mengundang berbagai penyakit sampai kanker.

Bisa jadi pengawet yang terkandung di dalamnya malah bisa bikin orang awet kalau marah, awet kalau bete. Awet kalau udah benci.

Jangan-jangan para pelaku sulit move on disebabkan karena konsumsi makanan ini yang berlebihan. Terus berkutat disana.

Jadi ingat lagi beberapa teman saya yang masih belum percaya kalau masa pilpres sudah usai tapi masih saja gontok-gontokan, saya jadi berpikir meraka itu karena kebanyakan makan mie instan. Mereka dulu anak kost pula…
Hubungannya silahkan cari tahu sendiri deh. Antara makanan instan dengan anak kost.

Karena kita kebayakan makan mie instan akhirnya pesta  yang tahun kemarin digelar sampai sekarang belum juga kelar. Cape deeeh…!!!
(bagi para supporternya-maksudnya)

16 tanggapan untuk “Karena Kita Kebanyakan Makan Mie instan

  1. Tetangga saya beli mie instan, trus mie-nya diseduh, dimasak pake cara dan bumbu tradisional. Nah, ini yang saya gagal paham. Jika masaknya begono, buat apa beli mie instan yah? Kan beli mie biasa macam mie-nya Inul itu bisa dimasak. :v

Tinggalkan komentar