woman empowerment

Bepikir Muda, Berjiwa Muda, Indonesia Jaya

Menjelang libur panjang akhir tahun, apa yang berkelebatan di benak?

Liburaaan…

Ya! mau kemana kita pada akhir tahun ini?

Beruntung sekali hidup di zaman sekarang. Banyak kemudahan yang kita peroleh saat ini. Tidak perlu capek-capek untuk mengatri tiket, riweuh bertanya-tanya sekedar mendapatkan informasi destinasi. Tidak perlu nebak-nebak seperti milih kucing dalam karung. Ya, kalau mendapat jenis kucing persia mah disyukirin, tapi jika mendapat kucing garong???

Ada banyak aplikasi yang sangat membantu aktivitas sehari. Dari pemenuhan kebutuhan belanja sehari-hari, berlibur, games bahkan untuk belajar.

Saat ini Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan e-commerce tertinggi dunia.  Ada empat e-commerce yang menempati paling atas. Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia.

Pertumbuhan belanja online didukung  oleh pertumbuhan infrastruktur. Seperti pengguna internet dan smartphone, sehingga transaksi online dapat dilakukan dengan baik.

Jumlah pengguna internet di Indonesia menempati urutan keempat di dunia. Setiap orang hampir dipastikan mempunyai media sosial. Dengan berbagai tujuan. Jadi sangat disayangkan jika keberadaan media sosial tidak dimanfaatkan secara positip. Mengutip pesan ibu  Mei Ningsih dari Kominfo. Dalam acara Flash Blogging di Bandung. Media sosial harus menjadikan gebagai Generasi Postink. Positif Thinking.

Ditengah hiruk pikuk dunia yang semakin cepat bergerak. Kita (saya lebih tepatnya) berada dimana? Asa, ku rieut melihat sliweran di media sosial. Asa riweuh liat pemusuhan disebabkan gara-gara postingan.

Sayang sebagai orang muda harus memposisikan seperti itu, hanya mengeluh ke-riweuhan dan karieutan saja. Tidak akan ada solusina. Kebayang jika populasi orang seperti saya, bersikap pesimis banyak di NKRI ini, gak akan bisa maju.

Di saat cadangan energi dari fosil sudah menipis. Di saat sumber bahan tambang dan mineral berkurang. Sektor parawisata dan ekonomi kreatif menjadi tulang punggung perekonomian. Da tapi kalau saya mah tetap weh sebagai tulang rusuk seseorang.

Jangan mengeluh, sebagai orang muda tetap harus bergerak. Berpikir kreatif, untuk kemajuan negeri. Anak muda Indonesia adalah keunggulan dibanding bangsa lain.

Ada beberapa tipe kelompok yang mampu mengisi di era millenial ini. Diantaranya golongan kreator para pengisi konten di media sosial. Golongan peduli yang siap tanggap ketika ada kesusahan datang. Golongan orang biasa yang melakukan hal-hal biasa. Ada kitu? ada, coba tengok sekitar kita. Keberadaan mamang sayur, pengumpul sampah, mereka luar biasa.  Golongan pahlawan, Golongan cendikia atau golongan explorer.

Termasuk apa pun golongan, kita tetap harus menyumbangkan yang terbaik untuk pembangunan dan kebaikan seperti sebuah quote yang sering dikutip oleh para presiden negeri ini; “Jangan lelaah mencintai Indonesia” – Sukardi Rinangkit.

bioeti
sumber: Yoga Adhitrisna

 

 

tulisan untuk flash blogging di Bandung, 23 November 2018. Hotel Arya Duta Bandung

Tinggalkan komentar