woman empowerment

Karena Kebaikan Orang

Di awal bulan Agustus ini, ada dua kejadian yang tidak lekas hilang dari ingatan saya. Setiap kali saya mengingatnya, masih sulit untuk dipercaya.

Hari Senin pagi, sudah diniatkan dari beberapa minggu lalu. Saya akan mengambil beberapa foto di trotoar. TKP-nya di Leuwi Panjang sambil nunggu jemputan datang. Ketika saya sedang fokus memotret tiba-tiba ada seorang Aa yang nawarin saya Ojek. Saya menolak tawaran itu. Dengan menjawab pendek “gak”.    Lanjutkan membaca “Karena Kebaikan Orang”

woman empowerment

Kembali bersama Natur

Menjelang akhir tahun kemarin, saya memutuskan untuk kuliah. Keinginan melanjutkan kuliah sebetulnya sudah sejak lama. Malah setiap tahun suka menyempil dalam resolusi. Tapi ya, begitulah. Selalu saja menemukan alasan untuk menunda. Uangnya belum cukuplah, nanti dipakai modal investasi dulu lah. Nanti setelah beres audit saja, sekarang nanggung. Bermacam-macam alasannya. Kalau dipikir-pikir lagi alasan menunda kuliah itu ada yang masuk akal ada juga yang akal-akalan saja. Lanjutkan membaca “Kembali bersama Natur”

Familie

Till We meet in Jannah

Dapatkah kita berkumpul kembali dengan keluarga tercinta di surga?

Insya Allah, tidak ada yang tidak mungkin. Pertanyaan tadi dijawab dalam surat Ar Rad 13:23Ar Rad 13:23

Surat tersebut membuka kajian yang diadakan di Mesjid Agung Trans Studio pada hari Sabtu, 14 Juli kemarin. Mengambil tema “Family ‘till Jannah.” Sebelum membahas lebih jauh Ust. Aam Amiruddin memberikan penjelasan singkat mengenai rumah tangga.

Menurut beliau rumah tangga adalah perjanjian agung. Karena kesakralan dan keagungannya itu, maka perjanjian (akad) nikah itu sebaiknya diumumkan. Jangan dilakukan diam-diam atau ditutup-tutupin. Harus disosialisasikan agar tidak menjadi fitnah. Sosialiasasikan akad nikah agar semua senang, riang-gembira dan bersuka-cita.

MPI
July Meet Up

Lanjutkan membaca “Till We meet in Jannah”

woman empowerment

Zona Nyaman

Sejujurnya zona nyaman itu tidak benar-benar nyaman.

1 minggu 1 cerita
Suatu pagi yang nyaman

Jika suatu saat bertemu dengan penganut aliran MLM yang menanyakan sudah berapa lama engkau bekerja? Ketika kamu jawab telah sekian tahun, lalu dia akan mengajukan pertanyaan susulan. Sudah punya apa saja setelah sekian lama itu? Kemudian kamu tidak berkutik. Kemudian dia memperlihatkan gambar kapal pesiar, perhiasan emas, mobil mewah dan acara-acara plesiran yang teman kamu banggakan. Lanjutkan membaca “Zona Nyaman”

Familie

Lebaran. Momentum. Harapan

Sebelum libur Lebaran tiba, di  hari Minggu terakhir. Tiba-tiba seorang teman menelpon dan mengajak ketemuan. Dalam pertemuan mendadak itu, dia bercerita mengenai rencana resign yang sempat dia cetuskan dua tahun lalu. Saya tidak begitu kaget dengan keputusannya itu. Teman saya ini sudah mempersiapkan matang-matang. Wacana resign sudah dibahas beberapa kali. Saya sendiri ikut mendukung rencananya (dan berharap saya juga sebetulnya ingin bisa resign, tapi kumaha deui? Sudah bakat…. Bakat kubutuh). Lanjutkan membaca “Lebaran. Momentum. Harapan”

woman empowerment

Senyap

Senyap adalah ketika pulsa kamu diam-diam raib. Berkali-kali tanpa kamu ketahui. Sampai suatu saat kamu menyadari bahwa pulsa kamu hilang.

Kemudian kamu melakukan pemantauan dengan ketat dalam satu periode. Hasilnya cukup mencengangkan. Bahwa selama ini pulsa sepuluh ribu akan hilang dalam hitungan hari walaupun kamu tidak melakukan aktivitas komunikasi (SMS atau telpon). Lalu kamu nol-kan pulsanya. Untuk beberapa waktu. Menunggu.  Isi lagi dengan nominal yang sedikit. Tanpa menunggu lama, pulsa langsung berkurang.

Lanjutkan membaca “Senyap”

woman empowerment

Selalu Ada Alasan untuk Kembali

Gg.  Melati, sebuah gang yang menyempil sebelah kanan Gerbang pintu tol Kopo. Di sana sebagian besar teman  SD saya tinggal. Memang, ketika teman-teman sebaya saya bersekolah di SD Utara, orang tua saya malah memasukan saya ke SD Selatan. Jadi weh, saya sering berangkat sendirian. Paling berpapasan dengan rombongan yang menuju ke utara.

Ada dari yang dari mereka bertanya-tanya mengapa memilih sekolah di Utara. Ada juga yang biasa saja. Merasa beda sendiri tentu saja. Untungnya wabah bully belum menginfeksi anak SD saat itu. Sekolah beda gak jadi masalah. Yang jadi masalah kalau tukang bandros gak jualan. Dunia jadi hampa.

Mulai kelas empat saya mulai menjajal Gg. Melati ini. Banyak tugas kelompok jadi sekalian menjelajah. Mencari teman satu ke teman yang lain. Nyamper si A terus ke si B dan seterusnya. Kondisi Gg. Melati seperti tipikal gang di Bandung. Di dalam gang ada gang. Semacam labirin. Jadi seru karena bisa menemukan banyak jalan menuju roma. Eh, jalan raya. Itung-itung mengaplikasikan ilmu mencari jejak.

Kelulusan adalah faktor utama saya putus dengan Gg. Melati. Kali ini saya melanjutkan sekolah ke Utara. Berkumpul dengan teman-teman dari satu lingkungan. Senang? Ah, tidak juga biasa saja. Merasa asing juga, karena saya satu-satunya dari SD Selatan yang melanjutkan ke SMP di utara. Sendiri lagi, meskipun ada beberapa teman dari lingkungan saya tapi saya tidak begitu akrab. Pengalaman kecil ini menjadi bekal buat saya, karena akhirnya menjadi beda dan sendiri sering saya alami.

Setelah beberapa lama,tiba-tiba saya bertemu dengan teman SD di jalan. Secara spontan, dia mengajak saya untuk menjelajah kembali Gg. Melati. Ajakan itu langsung saya Ok-kan. Sekalian mencari jejak teman-teman siapa tahu masih ada yang tinggal di sana. Napak tilas atau apa namanya.

Sekarang kelihatannya semakin sesak. Jalannya semakin mengecil. Shrinking world bukan untuk informasi dan trading  saja ternyata. Bangunan dan jalan pun rasanya semakin menyusut.

Selesai menjelajah dengan perasaan masih tidak menyangka saya merenung. Ternyata selalu ada alasan kita untuk sejenak kembali  ke masa lalu. Entah untuk mengenang atau mengingatkan.

 

Film

MacGyver

Ngomongin kreativitas, ingatan saya langsung tertuju pada tokoh MacGyver.  Duuuh malu, jadi ketauan banget yaaa, saya anggota gank masa laluuuuuu. Bukan pemudi jaman Now….

MacGyver adalah tokoh serial yang tayang di Amerika-nya dari tahun 1985-1992. Di Indonesia masuk bersama booming TV Swasta. Kalau saya sendiri mulai ikutan nonton sejak parabola pabrik sebelah bocor. Kita jadi bisa nonton program TV luar sebebas-bebasnya. Setelah ketauan bocor dan ditutup. Ya, sudah nonton program tunggal lagi. Lanjutkan membaca “MacGyver”